UAS Teknologi

Wasail Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah
Oleh: Khoirul Huda (D02212048)

A. Pengertian
Definisi Media Pembelajaran, Media berasal dari kata “Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9). Menurut McLuhan (dalam Sihkabuden, 1985:2) media merupakan suatu sarana atau channel sebagai perantara antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
Pengertian Media menurut Para Ahli:
1. Wildbur schraman menyebutkan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.
2. Lislie. J. Briggs menjelaskan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide dan lain-lain.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Dalam hal ini tertera dalam surat Al-isra’ ayat 84:
84. Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.

B. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan , maka media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1. Media Pandang (visual/ bashoriyah)
2. Media Dengar( Audio)
3. Media Pandang Dengar (Audio- Visual).
Kekurangan dan kelebihan media pembelajaran.
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
a. Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
b. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama.
b. Mempersamakan pengalaman.
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Dari kelebihan-kelebihan tersebut banyak di temukan kerumitan yang menjadikan kesulitan siswa dalam memahaminya. Untuk itu guru sangat berperan penting. Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Tugas dari guru adalah mengantarkan siswa kepada tujuan yang dicapai. Dalam hal ini yang dimaksud adalah mampu menguasai ilmu Bahasa Arab.
Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan pembelajaran, terutama Bahasa Arab, banyak factor yang mempengaruhinya, tidak hanya guru tetapi ada juga media pembelajaran dan metode pengajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Arab, media pembelajaran juga berperan penting. Media adalah alalt yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sesuatu pesan dan gagasan kepada penerima. Sehingga perlu diketahui bagaimana media pengajaran yang harus diterapkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
Media pengajaran merupakan peranan penting dalam pembelajaran. Karena, dengan menggunakan media pengajaran akan memberikan motivasi belajar serta memberikan stimulus kemauan belajar.

C. Macam-macam media dilihat dari bahan pembuatannya
Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi dua macam:
a. Media sederhana
Dalam media sederhana ada berbagai macam media, diantarnya:
1) Gambar atau foto; Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan.
2) Sketsa; Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail.
3) Diagram; Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol.
4) Bagan (chart); Bagan adalah media yang berisi tentang gambar-gambar, keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagianya.
5) Grafik; Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar, seringkali digunakan simbol-simbol verbal untuk melengkapinya. Pembagian grafik ada dua macam: grafik garis dan grafik batang.
6) Poster; Poster adalah media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif, karena ukurannya yang relatif besar. Poster ini berfungsi untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
7) Peta; Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui sistem proyeksi.

b. Media Komplek
Dalam media komplek ada berbagai macam media, diantarnya:
1) Media audio; Media audio adalah media yang berkaitan dengan indera pendengaran. antara lain: Radio, alat perekam pita magnetic (tape recorder), dan laboratorium bahasa.
2) Media proyeksi; Media proyeksi diam (still projected medium) memiliki persamaan dengan media grafis dalam hal menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi antara lain: Film bingkai, film rangkai (merupakan satu kesatuan film rangkai yang berurutan bisa dengan suara atau tanpa suara), Proyektor transparasi (OHP), proyektor tak tembus pandang (Opaque Projektor), film dan Video.
3) Komputer; Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, serta merupakan mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.
4) Multimedia; Saat ini yang menjadi trend dalam dunia pendidikan sehubungan dengan pemanfaatan media, adalah dengan menggunakan berbagai media (multimedia). Disebut multimedia, karena media ini menrupakan kombinasi dari berbagai media yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu menggunakan audio, video, grafis, dan lain sebagainya.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) tentang pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut:
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Ada beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non-proyeksi, antara lain:
a) Papan tulis
Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang paling murah dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat dipakai untuk membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperukan. Daya guna dan daya pakai papan tulis sangat tergantung pada kreativitas guru.
b) Papan flannel
Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan kain flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar, skema, kartu kata, dan semacamnya. Papan flanel biasanya dipasang di dinding atau digantung di antara dua buah kayu di bagian atas dan bawah.
c) Papan tali
Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan tulis biasa atau pada papan tripleks. Tali yang baik adalah kawat kecil. Tali-tali tersebut dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi kanan dan kiri papan tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak tali yang satu dengan tali yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan digantug pada tali. Kartu-kartu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat disangkutkan pada tali, digeser dan dilepas kembali.
Berikut ini beberapa objek yang dikembangkan:
1. Perpustakaan dengan fasilitas internet, TV, VCD, dan yang lainnya.
2. LCD proyektor.
3. Laboratorium computer.

Dalam penggunaannya menurut sudjana dan rivai terdapat beberapa model pembelajaran berbasis komputer, antara lain sebagai berikut:

1. Model Tutorial
Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat yang tepat siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu, suatu pertanyaan atau soal diajukan. Jika jawaban siswa benar, komputer akan melanjutkan penyajian informasi atau konsep berikutnya jika jawaban salah, komputer dapat kembali ke informasi konsep sebelumnya atau pindah ke salah satu dari berbagai penyajian informasi remedial. Perpindahan ke salah satu konsep remedial di tentukan oleh jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa.
2. Model Drill and Practice (Latihan dan praktek)
Jenis ini digunakan untuk mempermahir kemampuan atau memperkuat pemahaman konsep anak tentang suatu materi. Dalam hal ini, siswa siap untuk mengingat kembali atau mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan serangkaian latihan dan praktik yang diberikan.
3. Model Simulasi
Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya. Pada perangkat ajar simulasi siswa dihadapkan pada situasi yang mirip dengan kehidupan nyata.
4. Model Permainan (Games)
Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuannya dan keterampilannya. Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan” dimana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan,dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instuksional Games.

 

Leave a comment